7 Cara Bagaimana menerapkan Funnel Ke Dalam Bisnis

7 Cara Bagaimana menerapkan Funnel Ke Dalam Bisnis

Bagaimana Cara Menerapkan Funnel – – Pernah anda merasa kesal akibat sering sekali di-PHP konsumen? Bilangnya rela beli lagi, namun ternyata tidak? Atau mungkin sedang su’udzon dengan tim sales, sebab kontak calon konsumen banyak, namun closing-nya sedikit.

Tunggu, jangan terbawa emosi dulu.

Mungkin barangkali bukan konsumen saja yang PHP, atau tim sales yang tidak cukup maksimal kerjanya. Mungkin cara yang dilakukan sistem marketing funnel Anda yang tidak tersusun secara rapi.

Mau tau Cara Bagaimana Menerapkan Funnel ke dalam bisnis anda?

Yuk kita lihat penjelasanya !

7 Cara Bagaimana Menerapkan Funnel Ke Dalam Bisnis Dengan Benar

Setiap marketer memiliki langkah yang berbeda-beda dalam menerapkan trick funneling, bergantung pemahaman pada customer mereka secara sendiri.

Tapi beberapa langkah di bawah ini sudah saya susun seringkas dan seefisien mungkin. Selain itu, beberapa langkah di bawah ini juga murni yang sudah pernah saya lakukan.

Mempersiapkan Konten Awareness

Setelah memahami obyek pasar, buyer’s persona, menyatukan sumber daya, dan memahami tren, Anda dapat merasa bahwa konten anda berdasarkan knowledge tersebut.

Ada beberapa contoh konten untuk anda yang bisa dibuat awareness salah satunya yaitu :

  • Copywriting untuk landing page website
  • Artikel SEO yang masuk halaman #1 Google
  • Sebuah konte  Instagram, Facebook, Tiktok, Youtube, Twitter, dll sesuai medsos yang Anda pakai.
  • Headline yang bagus di setiap konten
  • Konten iklan (bisa full hard-selling dan soft-selling). sebaiknya video memiliki durasi sekitar 15 detik – 1 menit, karena menurut Wyzowl, 84% pembeli melakukan purchase setelah menonton iklan, dan 69%-nya bilang iklannya berdurasi pendek.

Menata Alur Kedatangan Traffic & Track Data

Mlihat produksi konten awareness, mulailah mempersiapkan gerbang-gerbang penerima traffic Anda. Ada sebagian gerbang ampuh yang dapat Anda buat sekaligus, yaitu :

  • Landing page website
  • Profil media sosial (sesuaikan dengan usia target pasar)
  • Link khusus leads (misalnya: link BIO)
  • Marketplace
  • Link Whatsapp CS

Selain hal diatas ada beberpa yang harus anda persiapkan, seperti tracking data nya. Mengapa?

Track information penting untuk memperkaya information perihal kastemer Anda, karena tidak seluruh product mempunyai jalan traffic yang sama. Ada product laris manis di Facebook tetapi ternyata tidak laku di media online lainnya seperti di Instagram, dan masih banyak lagi.

Mempersiapkan Tim Penerima Leads

Tim penerima leads Intinya seperti ini, pihak-pihak penerima leads menjadi salah satu pihak-pihak yang akan bertanggung jawab atas semuanya sekaligus untuk closing. Biar pembeli tidak dilempar ke sana – ke mari.

Agar anda bisa membedakan tiap leads, Anda dapat pakai fitur color tag di Whatsapp Business. Diskusikan dengan tim Anda dan definisi tiap tiap leads yang akan masuk, dan mana saja yang dapat di jadikan prospek untuk kedepannya.

Menyediakan Konten Pemicu Purchase

Bukan cuma awareness saja yang butuh konten. Anda juga perlu konten yang dapat memicukan purchase, yang bisa menaikkan level leads dari cold menjadi warm, berasal dari warm menjadi hot, dan berasal dari hot menjadi purchase.

Konten pemicu purchase bisa berwujud video, desain, atau copywriting. Sebisa mungkin, membuat konten pemicu purchase dengan maksimal 300 kata.

Mempersiapkan Tim Penerima Komplain (dan Juga Testimoni)

Sebenarnya sebelum anda melakukan langkah ini, tersedia langkah closing dan pelayanan. Tapi sebab dua pembahasan itu sudah aku singgung di bab tahap-tahap marketing funneling, di sini aku lewati saja ya.

Kita segera masuk ke langkah awal bagian retention & advocacy, yakni langkah menerima komplain dan testimoni.

Dari sekian banyak produk fisik dan jasa yang aku pakai sampai detik ini, tersedia sedikit sekali yang punyai sistem penerimaan komplain dan testimoni mapan.

Padahal marketing zaman sekarang tergantung pada word of mouth, pengalaman berasal dari kastemer secara langsung.

Jika anda ingin menjadi seorang pebisnis yang handal, perjuangan Anda untuk customer tidak boleh berhenti di langkah pada saat-saat closing.

Lebih jauh lagi, bangun terus engagement anda dengan customer pasca purchase. Beri perhatian lebih terhadap mereka. Tanyakan kekurangan-kekurangan product Anda, dan minta feedback supaya product dapat lebih berkembang kembali sesuai keinginan mereka.  

Memberi Service Pasca Purchase

Selain membangun engagement, Anda terhitung mampu memberi treatment khusus pada loyalis-loyalis produk. Kalau menurut Marketing Flywheel, ini dinamakan proses “delight”.

Mungkin kali ya, saya berikan contoh sedikit!!!

Sebagai contoh, Anda menjajakan kursus digital marketing. Konsumen Anda bernama jordy dan dia baru saja menyelesaikan kursus, dan sekarang udah 2 minggu sejak paling akhir kali dia login.

Apa yang harus Anda lakukan sehingga dia senang engage ulang bersama produk? Bahkan senang beli kursus lainnya lagi?

Coba kirimi dia e-mail, isinya hadiah. Bukan kupon discount atau ebook gratis, tetapi sangat hadiah.

Anda barangkali sanggup memberinya akses gratis ke kursus baru di platform Anda selama 30 hari ke depan. Kalau modalnya cukup, Anda bahkan sanggup mengiriminya hadiah kejutan langsung ke depan rumahnya.  

Manusia itu suka hubungan, dan tujuan Anda adalah menyebabkan pembeli senantiasa terhubung. Jika anda sudah menawarkan semanis apa pun tetapi ujung-ujungnya sales akan kalah  dengan ketulusan membangun keakraban.

Melakukan Cross-Selling dan Up-Selling

Cara untuk melakukan Cross-Selling Dan Upselling Untuk Memaksimalkan hasil Penjualan. Terkadang, ada banyak sekali penjualan yang bisa anda gunakan. Namun, ada beberapa sebagian pebisnis pasti cenderung sudah menggunakan tehnik cross-selling dan upselling untuk mencocokkan kastemer dengan product yang mereka inginkan.

Kesimpulan

Akhirnya selesai juga panduan marketing funnel yang sangat panjang ini

Tapi semoga semua yang telah kami tulis di atas dapat membantu pengetahuan Anda untuk memenangkan lebih banyak traffic, jalankan lebih banyak closing, dan tentu saja membangun marketing funnel dengan lebih baik.

Terima akasih, Jangan lupa semang

Tags: No tags

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *