Kalau anda musisi band yang pernah rekaman sudah pasti sering atau pernah mendengar kata mastering. Apa itu mastering ?Apa Perbedaan Mixing Dan Mastering. Proses mastering yang sering di sebut oleh banyak orang sebenarnya lebih tepat di katakan sebagai Pre Mastering. Namun dalam sesungguhnya orang lebih cenderung mengatakannya sebagai Mastering berasal dari terhadap Pre Mastering. Secara natural makna ini pun beralih menjadi Mastering.
Perbedaan Mixing Dan Mastering adalah langkah akhir dalam proses sebuah musik. Dalam bahasa yang simpel dapat di katakan sebagai proses polishing musik. Sama layaknya furniture yang di poles biar kinclong, anda harus mempunyai dampak musik anda menjadi kinclong. Caranya dengan dikirim ke proses mastering.
Perbedaan Mixing Dan Mastering Dalam Dunia Musik
Isi Konten
Mixing
Mixing adalah proses balancing multitracks. Saat kita merekam lagu, kita dapat menggunakan banyak track untuk merekam alat-alat musik tersebut. Supaya bunyi menjadi seimbang maka kita harus melakukan proses mixing terhadap lagu tersebut. Berbeda dengan dengan mixing, di dalam proses mastering kamu cuma pakai 1 stereo file. 1 stereo file terdiri berasal berasal dari 2 track yakni kiri dan kanan. Jadi file yang akan dikirim untuk di mastering adalah final mixing kamu, bukan multitracks atau file mentah dari hasil rekaman.
Mastering
Langkah akhir di dalam sistem sebuah musik. Mastering di dalam bahasa yang simpel sanggup di katakan sebagai sistem polishing musik. Sama seperti furniture yang di polish biar kinclong, anda perlu mempunyai efek musik anda jadi kinclong. Caranya bersama dengan dikirim ke sistem mastering.ย
Yang Di Perhatikan Pada Saat Mixing
Balancing
Balancing adalah proses di mana kamu menyeimbangkan multitracks. Proses balancing cuma mampu di kerjakan di dalam proses mixing. Apabila tersedia track yang terlampau kekencangan atau kekecilan, maka kamu kudu untuk memperbaikinya ulang di proses mixing.
Tuning
Wah vokalisku suaranya fales, tuning gitarku rada out. Bisa ngak di perbaiki di proses mastering? Jawabannya TIDAK. Proses tuning cuma mampu di kerjakan sewaktu mixing. Oleh di karenakan itu pastikan semua not-not yang kedengaran fales udah ditune sebelum akan di kirim ke mastering session.
Sound Kurang Bersih
Kadang kamu mulai sound hasil mixing kamu kurang bersih padahal sound udah di EQ dan di Filter. Masalah bersih ini mampu di atasi di dalam proses mastering.
Sound Kurang lebar
Kok mixing yang sudah di buat masih kurang lebar yah, padahal udah di panning full nih. Lihat Kembali hasil mixing
Frekuensi Saling Bertabrakan
Kadang kamu membawa sampai 100 tracks atau lebih pas rekaman. Mau ngak senang tentu tersedia frekuensi yang saling bertabrakan satu serupa lain. Dalam proses mastering kamu mampu membawa pengaruh frekuensi berikut menjadi lebih terbuka dan tidak bertabrakan satu serupa lain. Dengan demikian bunyi alat-alat musik menjadi lebih paham terdengar.
Loudness Level
Apakah sound mixing kudu kencang ? Jawabannya TIDAK. Banyak Mixing Engineer yang pingin hasil mixingannya kencang. Ini adalah pola pemikiran yang kudu untuk diperbaiki. Mixing sound tidak kudu kencang terlebih sampai menyimpan limiter (L1, L2 atau L3) di master fader. Dengan menyimpan limiter berarti kamu halangi kerja mastering engineer. Usahakan untuk membawa pengaruh sound mixing yang bagus tanpa manfaatkan limiter. Biarkan masalah kencang di tangani segera oleh mastering engineer. Saat mixing, sisakan 3-6 dBFS headroom bersama bersama posisi master fader tetap di 0dBFS.
Peak
Sering kali kamu keasyikan mixing. Tanpa di sadari master fader pun peak (merah). Banyak mixing engineer berpikir secara praktis bersama bersama menurunkan level master fader atau menyimpan limiter untuk hindari peak. Ini adalah cara yang kurang tepat. Posisi master fader kudu tetap berada di angka NOL (0). Saat terjadi peak, yang kudu di turunkan adalah level individu track, bukan level master fader. Jangan sampai terjadi peak di individu track. Pengen sound yang kencang pas mixing? Naikkan level monitoring kamu..
Sample Rate & Bit Resolution
Usahakan untuk manfaatkan sample rate yang serupa mulai berasal berasal dari proses recording, mixing sampai mastering. Beritahukan
masalah ini kepada mastering engineer sample rate yang kamu gunakan. Apabila final destination kamu adalah CD Audio, maka pas recording lumayan manfaatkan sample rate 44.1 kHz dan 24 bit. Untuk Video sebaiknya manfaatkan sample rate 48 kHz dan 24 bit.
Less is more โ Simpler is Better
kamu mampu manfaatkan EQ, Compressor, Gate, Reverb, Delay, dan sebagainya untuk mixing. Gunakan dan harus kamu kuasai alat-alat ini secara baik dan benar. File lagu bersama bersama kualitas yang paling baik adalah file lagu yang tetap murni berasal berasal dari hasil rekaman tanpa kudu melewati banyak proses. Usahakan untuk beroleh hasil rekaman yang baik. Hindari komitmen โWE CAN FIX IT DURING MIXING/MASTERINGโ. Saat mixing, usahakan untuk membawa pengaruh sound yang natural, jangan sampai terlampau boomy atau terlampau tajam. Good Mixing = Good Mastering.
Normalize
Mastering adalah proses final dan sensitif. Percayakan dengan proses mastering kamu kepada Professional Engineer yang spesialisasi di bidang yang satu ini. Saat menentukan untuk menjadi seorang Sound Engineer, fokuskan diri kamu ke satu bidang di mana kamu terlampau menjadi seorang ahli di bidang tersebut. Profesi yang saling merangkap mampu membawa pengaruh hasil kerja kamu menjadi kurang maksimal di karenakan konsenstrasi dan fokus yang terpecah-belah dan terhitung di kejar-kejar waktu.ย
Hal Yang harus Anda Perhatikan Sebelum Memulai Mastering Pada Lagu
- Mastering yang bagus adalah mengolah sinyal hasil mixing seperlunya saja. Apabila sinyal hasil mixing sudah lumayan bagus dan tidak perlu tersedia mengimbuhkan dampak yang lain, maka kami mastering sinyal sesudah itu tanpa menambah banyak efek. Karena sanggup jadi bersama menambah efek-efek yang lain, membawa dampak sinyal jadi cacat atau lebih-lebih sanggup membawa dampak noise yang tentu saja tentang ini tidak kami harapkan.
- Ada kalanya Mastering Engineer memastering knowledge lagu terhadap sampling 96kHz. Umumnya sebenarnya hasil recording atau mixing membawa sample rate sebesar 44,1 kHz. Apabila knowledge yang kami terima membawa sampling rate sebesar 44,1 khz, kami sanggup menambah sample ratenya bersama mengkonvertnya jadi 96 kHz, baru setelah itu kami olah. Setelah selesai kami turunkan kembali sample ratenya jadi 44,1 Khz. Biasanya mengfungsikan di thering.
- Senantiasa yakin kepada telinga kita. Hal ini amat penting. Karena tersedia kalanya ketika kami tetap belum berpengalaman, kami umumnya menilai sebuah sinyal dari spektrumnya yang kelihatan terhadap layar monitor. Kita jadi sinyalnya amat besar low frekuensinya atau terlau kecil high frekuensinya. Sehingga kerap kadang kami turunkan level bassnya dan menambah level highnya, hanya berdasarkan dari pengamatan spektrum, tanpa kami dengarkan. Akhirnya kerap kadang hasilnya tidak karuan.
- Sinyal yang hendak kami mastering tersedia baiknya kecuali membawa headroom sebesar -6dBFS. Hal ini sanggup membawa dampak kami bekerja sanggup lebih optimal. Karena tetap membawa area yang besar terhadap puncak sinyal tertinggi bersama range maksimal untuk sinyal digital, yaitu sebesar 6dB.
- Lebih baik kembali kecuali kami jalankan sistem mastering, DAW yang kami mengfungsikan berlainan bersama DAW terhadap waktu mixing. Dan janganlah kami memastering sebuah lagu, langsung waktu itu juga setelah kami selesai jalankan mixing lagu tersebut. Tetapi tunggulah dua atau tiga hari lagi. Apabila selesai memixing sebuah lagu setelah itu langsung kami mastering, kadang waktu yang kami jalankan adalah jalankan perbaikan hasil mixing kita, bukan jalankan mastering yang sesungguhnya.ย
Kesimpulan
Bagaimana apakah anda sudah memahami perbedaan dari mixing dan mastering. Jika konten ini bermanfaat bagi musisi band lainnya, silahkan komentar atau share. Agar semua orang bisa memahamai apa itu mixing dan mastering. Semoga bermanfaat.
Add a Comment